Pembahasan Perihal Sistem Reproduksi Pada Manusia


Sistem Reproduksi pada Manusia – Sistem reproduksi yaitu suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium.

Reproduksi pada insan terjadi secara seksual, artinya terbentuknya individu gres diawali dengan bersatunya sel kelamin pria (sperma) dan sel kelamin perempuan (sel telur). Sistem reproduksi insan dibedakan menjadi alat reproduksi pria dan perempuan.


A. Alat reproduksi laki-laki


Alat reproduksi pria terdiri dari alat kelamin pecahan luar dan alat kelamin pecahan dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin pecahan luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin pecahan dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral.



Alat Reproduksi Pria


 yaitu suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untu Pembahasan Tentang Sistem Reproduksi pada Manusia


1. Testis


Testis disebut juga dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (36,7 oC) semoga sanggup berfungsi secara optimal. Oleh lantaran itu, testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan posisi testis sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada insan berlangsung selama 2 – 3 minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya sanggup dilihat dengan memakai mikroskop. Sperma berbentuk menyerupai kecebong, sanggup bergerak sendiri dengan ekornya.

Testis juga mempunyai tanggung jawab lain, yaitu menciptakan hormon testosteron. Hormon ini merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak pria menjadi dewasa. Membuat bunyi pria menjadi besar dan berat, dan aneka macam perubahan lain yang menunjukkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.


2. Skrotum


Skrotum yaitu kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum sanggup mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan mengerut dan menimbulkan testis lebih akrab dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas sanggup dikeluarkan.


3. Vas deferens


Vas deferens yaitu sebuah tabung yang dibuat dari otot. Vas deferens membentang dari epididimis ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari epididimis. Saluran vas deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.


4. Epididimis


Epididimis yaitu saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan menyerupai topi. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.


5. Vesikula seminalis


Alat ini berfungsi sebagai penampung spermatozoa dari testis.


6. Kelenjar prostat


Kelenjar prostat sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.


7. Uretra


Uretra merupakan saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan urine ke luar tubuh.


8. Penis


Penis dibagi menjadi dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada pecahan kepala terdapat kulit yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara operatif ketika melaksanakan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi kalau penis ereksi ukurannya hampir sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada pecahan dalam penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat sanggama, saluran pengeluaran sperma, dan urine.


Sperma


Pada usia remaja (sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin pria telah bisa menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma (mimpi basah). Sel sperma insan mempunyai panjang ±60 μm. Dalam satu tetes semen (air mani) terdapat kurang
lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma sanggup bergerak aktif lantaran mempunyai flagela (ekor).


Proses Spermatogenesis


Proses pembentukan dan pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut spermatogonium. Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis menghasilkan spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di bawah).




Spermatogenesis


Spermatogonium ini kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer seterusnya akan membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II untuk menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.



B. Alat reproduksi wanita


Saat dilahirkan seorang anak perempuan telah mempunyai alat reproduksi yang lengkap, tetapi belum berfungsi sepenuhnya. Alat reproduksi ini akan berfungsi sepenuhnya ketika seorang perempuan telah memasuki masa pubertas. Alat reproduksi perempuan juga terdiri dari alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin pecahan luar terdiri dari lubang vagina, labia mayora, labia minora, mons pubis dan klitoris. Sedangkan pada alat kelamin pecahan dalam terdapat ovarium, tuba falopii (oviduk), dan uterus (rahim).




Alat Reproduksi Wanita



 yaitu suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untu Pembahasan Tentang Sistem Reproduksi pada Manusia

1. Vulva


Vulva merupakan kawasan yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri atas mons pubis, labia, klitoris, kawasan ujung luar vagina, dan saluran kemih. Mons pubis yaitu gundukan jaringan lemak yang terdapat di pecahan bawah perut. Daerah ini sanggup dikenali dengan gampang lantaran tertutup oleh rambut pubis. Rambut ini akan tumbuh ketika seorang gadis beranjak dewasa. Labia yaitu lipatan berbentuk menyerupai bibir yang terletak di dasar mons pubis. Labia terdiri dari dua bibir, yaitu bibir luar dan bibir dalam. Bibir luar disebut labium mayora, merupakan bibir yang tebal dan besar. Sedangkan bibir dalam disebut labium minora, merupakan bibir tipis yang menjaga kanal ke vagina. Klitoris terletak pada pertemuan antara ke dua labia minora dan dasar mons pubis. Ukurannya sangat kecil sebesar kacang polong, penuh  dengan sel saraf sensorik dan pembuluh darah. Alat ini sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual.


2. Vagina


Vagina yaitu saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8-10 cm, dan berakhir pada rahim. Vagina dilalui darah pada ketika menstruasi dan merupakan jalan lahir. Karena terbentuk dari otot, vagina bisa melebar dan menyempit. Kemampuan ini sangat hebat, terbukti pada ketika melahirkan vagina bisa melebar seukuran bayi yang melewatinya. Pada pecahan ujung yang terbuka, vagina ditutupi oleh sebuah selaput tipis yang dikenal dengan istilah selaput dara. Bentuknya bisa berbeda-beda setiap wanita. Selaput ini akan robek pada ketika bersanggama, kecelakaan, masturbasi/onani yang terlalu dalam, olah raga dan sebagainya.


3. Serviks


Serviks disebut juga dengan verbal rahim. Serviks ada pada pecahan terdepan dari rahim dan menonjol ke dalam vagina, sehingga bekerjasama dengan pecahan vagina. Serviks memproduksi cairan berlendir. Pada sekitar waktu ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastis, dan licin. Hal ini membantu spermatozoa untuk mencapai uterus. Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka ketika proses persalinan dimulai.


4. Rahim


Rahim disebut juga uterus. Alat ini mempunyai peranan yang besar dalam reproduksi wanita. Rahim berperan besar ketika menstruasi hingga melahirkan. Bentuk rahim menyerupai buah pear, berongga, dan berotot. Sebelum hamil beratnya 30-50 gram dengan ukuran panjang 9 cm dan lebar 6 cm kurang lebih sebesar telur ayam kampung. Tetapi ketika hamil bisa membesar dan beratnya mencapai 1000 gram. Rahim berfungsi sebagai tempat untuk perkembangan embrio menjadi janin. Dinding rahim mempunyai banyak pembuluh darah sehingga dindingnya menebal ketika terjadi pertumbuhan janin.


Rahim terdiri atas 3 lapisan, yaitu:


Lapisan parametrium, merupakan lapisan paling luar dan yang bekerjasama dengan rongga perut.
Lapisan miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi).
Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri atas lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.


5. Ovarium


Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak ovarium di sebelah kiri dan kanan rongga perut pecahan bawah. Ovarium berhasil memproduksi sel telur kalau perempuan telah remaja dan mengalami siklus menstruasi. Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur disebut juga dengan ovum.


6. Tuba fallopi


Tuba fallopi disebut juga dengan saluran telur. Saluran telur yaitu sepasang saluran yang berada pada kanan dan kiri rahim sepanjang +10 cm. Saluran ini menghubungkan rahim dengan ovarium melalui fimbria. Ujung yang satu dari tuba fallopii akan bermuara di rahim sedangkan ujung yang lain merupakan ujung bebas dan terhubung ke dalam rongga abdomen. Ujung yang bebas berbentuk menyerupai umbai dan bergerak bebas. Ujung ini disebut fimbria dan mempunyai kegunaan untuk menangkap sel telur ketika dilepaskan oleh ovarium. Dari fimbria, telur digerakkan oleh rambut-rambut halus yang terdapat di dalam saluran telur menuju ke dalam rahim.


Proses Oogenesis


Proses pembentukan ovum disebut oogenesis dan terjadi di ovarium. Pembentukan ovum diawali dengan pembelahan mitosis lapisan luar ovarium untuk membentuk oogonium yang diploid. Setiap oogonium dilapisi oleh sel folikel. Keseluruhan struktur ini disebut folikel primer. Ketika folikel tumbuh, oosit primer membelah secara meiosis I menghasilkan satu oosit sekunder dan tubuh kutub. Oosit sekunder kemudian berkembang menjadi ovum haploid yang siap untuk dibuahi oleh sperma.




C. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio


Fertilisasi yaitu proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam dinding rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan luruh sehingga terjadi menstruasi.


Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim tumbuh menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada ketika zigot tiba dan melekat tidak terjadi gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.


Perkembangan embrio:



  1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.

  2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang menyerupai dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.

  3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat menyerupai bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.

  4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah lengkap.

  5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.



  •  Menyalurkan zat masakan dari induk ke embrio.

  • Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.

  • Melindungi janin dari aneka macam zat racun atau kuman penyakit.




D. Siklus Menstruasi


Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akhir luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk mendapatkan pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi. Siklus menstruasi perempuan berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:



1. Fase menstruasi


Fase menstruasi ini terjadi kalau ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menimbulkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.




2. Fase pra-ovulasi


Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH abreviasi dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menimbulkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar esterogen juga menimbulkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.



3. Fase ovulasi


Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH abreviasi dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, insiden ini disebut ovulasi.




4. Fase pasca ovulasi


Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.  Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk mendapatkan pelekatan embrio kalau terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan bermetamorfosis korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menimbulkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.





E. Gangguan Sistem Reproduksi pada Manusia


Sistem reproduksi sanggup mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan ini sanggup menimbulkan pasangan usia subur sulit memperoleh keturunan. Oleh lantaran itu, kau harus selalu menjaga kesehatan organ-organ reproduksi, sehingga kelak sanggup memperoleh keturunan yang sehat. 



Beberapa gangguan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi adalah
sebagai berikut.


1. HIV/AIDS


AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang kekebalan tubuh. Penularannya sanggup terjadi melalui kekerabatan seksual, transfusi darah penderita AIDS, jarum suntik yang tercemar, dan ibu hamil kepada anaknya. Tubuh yang terjangkit virus HIV kekebalannya rusak, sehingga gampang terinfeksi oleh aneka macam jenis penyakit yang sanggup menimbulkan kematian. Infeksi HIV awalnya tidak menampakkan tanda-tanda sakit. Pada tahap berikutnya muncul tanda-tanda flu berulang menyerupai lesu, demam, berkeringat di malam hari, dan otot sakit.



a. Gejala HIV
AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak sanggup melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terjangkit aneka macam penyakit.

Pada awalnya, orang yang terinfeksi HIV tampak menyerupai orang yang sehat dan tidak menunjukkan gejala-gejala tertentu. Fase ini sanggup terjadi selama 5 – 7 tahun, tergantung dari kekebalan tubuh si penderita.
Pada tahap selanjutnya, akan muncul tanda-tanda awal menyerupai hilangnya selera makan, tubuh terasa lemas, dan tubuh berkeringat secara berlebihan pada malam hari. Kemudian akan timbul bercak-bercak dikulit, terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, mengalami diare terus menerus, serta flu yang tidak sembuh-sembuh. Fase ini berlangsung 6 bulan hingga 2 tahun.

Tahap terakhir atau fase AIDS akan terdiagnosa sehabis kekebalan tubuh sudah sangat berkurang. Pada tahap ini biasanya penderita gampang terjangkit penyakit TBC, pneumonia, herpes, gangguan saraf, dan sebagainya. Kejadian ini berlangsung selama 3-6 bulan. Untuk mengetahui apakah seseorang dinyatakan positif menderita AIDS, harus dilakukan investigasi laboratorium terhadap banyaknya jumlah sel T pada darahnya.

b. Penularan HIV
Sebagian besar orang tertular HIV lantaran kekerabatan seksual. Virus HIV sanggup menyerang orang pemakai narkoba dan tato yang memakai jarum suntik dan semprotan yang telah terkotori oleh virus HIV. Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah. Ibu hamil yang mengidap AIDS sanggup menularkan virus HIV pada janinnya.


Penularan HIV sangat cepat sekali, menyerupai di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pengguna narkoba semakin banyak, seks bebas, dan perpindahan penduduk yang tinggi. Untuk itulah, kita harus menanggapi dengan serius dan sebisa mungkin mencegah penyebaran virus ini.


c. Pencegahan HIV
Obat penyakit AIDS belum ditemukan hingga ketika ini. Satu-satunya jalan supaya terhindar dari penyakit ini yaitu meningkatkan iktikad dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, AIDS sanggup juga dicegah dengan cara sebagai berikut.
1) Menghindari kekerabatan seks bebas dengan orang yang menderita penyakit ini.
2) Menghindari kekerabatan seks dengan orang yang pecandu narkoba.
3) Mengadakan investigasi laboratorium terhadap orang yang akan mendonorkan darahnya.
4) Menjamin sterilitas alat suntik dan menggunakannya untuk sekali pakai.


2. Sifilis


Penyakit sifilis sering disebut raja singa. Sifilis bersifat menular dan disebabkan oleh kuman Troponema pallidum. Penularan sanggup terjadi melalui kekerabatan seksual, transfusi darah, dan kehamilan. Gejala awalnya timbul bisul pada pecahan penis pria atau di rahim perempuan. Bisul ini tidak menimbulkan rasa sakit dan sanggup sembuh dengan sendirinya. Gejala selanjutnya muncul lesi di permukaan kulit di seluruh tubuh namun tidak menimbulkan gatal, sariawan di mulut, sakit tenggorokan, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar limfa pada lipatan tangan, leher, dan paha. Gejala-gejala ini juga sanggup hilang dengan sendirinya. Pada infeksi tingkat lanjut, muncul tanda-tanda berupa kerusakan tulang dan sendi, aorta, dan sanggup menimbulkan kelumpuhan. Namun gejala-gejala ini sanggup tidak boleh dengan pengobatan.




3. Gonorrhoe


Penyakit gonorrhoe disebabkan oleh infeksi kuman Neisseiria gonokokus dan sanggup menular melalui kekerabatan seksual. Gonorrhoe menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada laki-laki, gejalanya yaitu terasa sakit ketika buang air dan keluar nanah dari uretra. Pada penderita wanita, muncul tanda-tanda keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin. Namun banyak perempuan yang tidak menawarkan adanya gejala, sehingga penyakit akan berlanjut hingga terjadi komplikasi. Infeksi yang menyebar hingga ke testis (pada laki-laki) dan oviduk (pada wanita) sanggup menimbulkan kemandulan. Infeksi yang menyebar ke persendian menimbulkan radang sendi. Bayi yang lahir dari penderita gonore sanggup mengalami kebutaan kalau tidak segera mendapatkan pengobatan.



4. Klamidia (klamidiasis)


Pada pria akan keluarnya nanah dari penis saluran urine. Sehingga menjadikan infeksi pada testis.



5. Herpes (dhab)


Luka pada vagina atau penis. Ini sangat membahayakan jantung dan otak, melalui ibu yang ditularkan ke fetusnya.



6. Candidiasis (keputihan)


Gejala yang timbul yaitu luka pada vagina atau penis menyerupai bercak-bercak yang menyerang pada alat kelamin insan Infeksi pada dinding vagina, langit -langit, lipatan akrab anus. Melalui proses kelahiran infeksi berasal dari ibu selama kelahiran. Ini sanggup diakibatkan lantaran kebersihan vagina, verbal dan anus tidak terjaga.



Daftar Pustaka





    Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual IX untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional





      sumber : https://unitedscience.wordpress.com


      Artikel Terkait

      Iklan Atas Artikel

      Iklan Tengah Artikel 1

      Iklan Tengah Artikel 2

      Iklan Bawah Artikel