Kisah Ilmuan Sir Isaac Newton Si Penemu Gaya
Namanya kini populer diseluruh dunia lantaran konsep gaya hasil eksperimen dan penelitian yang sudah dilakukan bahwa konsep gaya tidak terlepas dalam 3 konsep Hukum Newton yang sanggup diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.
Mungkin adik-adik yang masih duduk di kursi Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengan Atas sudah tidak absurd lagi dengan nama Newton. Karena dikala kalian berguru Fisika dasar niscaya bakal menjumpai materi perihal gaya dalam ilmu Fisika.
Dulu, sebelum Newton terkenal, dikala dia masih sekolah dia dipandang sebelah mata oleh teman-temannya bahkan orang tuanya sendiri yang memponisnya bahwa Newton ialah anak yang ‘bodoh’.
Sampai orang tuanya sendiri tidak banyak berharap dari anaknya yang ndeso ini. Sehingga Newton kecil tidak dianjurkan untuk melanjutkan sekolah lantaran dianggap menghabiskan biaya. Sehingga orang bau tanah Newton lebih merekomendasikan Newton untuk menjadi petani saja. Namun, kini Newton sudah pertanda dirinya. Dulu, dipandang sebelah mata, namun kini dia berkembang menjadi menjadi sosok ilmuan ternama dan populer di seluruh penjuru dunia.
Untuk mengetahui detail kisah, biografi dari Sir Isaac Newton silahkan simak ulasan berikut yang kami kutif dari situs gudang gosip terlengkap dan populer paling pandai sedunia yaitu wikipedia.org.
![]() |
Isaac Newton |
Sir Isaac Newton FRS (lahir di Woolsthorpe-by-Colsterworth, Lincolnshire, 4 Januari 1643 – meninggal 31 Maret 1727 pada umur 84 tahun; KJ: 25 Desember 1642 – 20 Maret 1726/7[1]) ialah seorang fisikawan, matematikawan, hebat astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat kuat sepanjang sejarah, bahkan dikatakan sebagai bapak ilmu fisika klasik.[7]
Karya bukunya Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai buku paling kuat sepanjang sejarah sains. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton menjabarkan aturan gravitasi dan tiga aturan gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad. Newton berhasil memperlihatkan bahwa gerak benda di Bumi dan benda-benda luar angkasa lainnya diatur oleh sekumpulan hukum-hukum alam yang sama. Ia membuktikannya dengan memperlihatkan konsistensi antara aturan gerak planet Kepler dengan teori gravitasinya. Karyanya ini kesudahannya menyirnakan keraguan para ilmuwan akan heliosentrisme dan memajukan revolusi ilmiah.
Dalam bidang mekanika, Newton mencetuskan adanya prinsip kekekalan momentum dan momentum sudut. Dalam bidang optika, ia berhasil membangun teleskop refleksi yang pertama[8] dan mengembangkan teori warna berdasarkan pengamatan bahwa sebuah beling prisma akan membagi cahaya putih menjadi warna-warna lainnya. Ia juga merumuskan aturan pendinginan dan mempelajari kecepatan suara.
Dalam bidang matematika pula, bersama dengan karya Gottfried Leibniz yang dilakukan secara terpisah, Newton mengembangkan kalkulus diferensial dan kalkulus integral. Ia juga berhasil menjabarkan teori binomial, mengembangkan “metode Newton” untuk melaksanakan pendekatan terhadap nilai nol suatu fungsi, dan berkontribusi terhadap kajian deret pangkat.
Sampai kini pun Newton masih sangat kuat di kalangan ilmuwan. Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai para ilmuwan dan masyarakat umum di Royal Society mengenai siapakah yang memperlihatkan bantuan lebih besar dalam sains, apakah Newton atau Albert Einstein, memperlihatkan bahwa Newton dianggap memperlihatkan bantuan yang lebih besar.[9]
Biografi Isaac Newton
Rumah Keluarga Newton di mana Lahirnya Isacc Newton
Isaac Newton dilahirkan pada tanggal 4 Januari 1643 [KJ: 25 Desember 1642] di Woolsthorpe-by-Colsterworth, sebuah hamlet (desa) di county Lincolnshire. Pada dikala kelahirannya, Inggris masih mengadopsi kalender Julian, sehingga hari kelahirannya dicatat sebagai 25 Desember 1642 pada hari Natal. Ayahnya yang juga berjulukan Isaac Newton meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton. Newton dilahirkan secara prematur; dilaporkan pula ibunya, Hannah Ayscough, pernah berkata bahwa ia sanggup muat ke dalam sebuah cangkir (≈ 1,1 liter). Ketika Newton berumur tiga tahun, ibunya menikah kembali dan meninggalkan Newton di bawah asuhan neneknya, Margery Ayscough. Newton muda tidak menyukai ayah tirinya dan menyimpan rasa benci terhadap ibunya lantaran menikahi laki-laki tersebut, ibarat yang tersingkap dalam pengukuhan dosanya:
“Threatening my father and mother Smith to burn them and the house over them.”[10]
Newton pada tahun 1702
Isaac Newton (Bolton, Sarah K. Famous Men of Science. NY: Thomas Y. Crowell & Co., 1889)
Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937, Simon and Schuster) dan H. Eves:
“Newton memulai sekolah dikala tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di kawasan Grantham dimana dia kesudahannya menjadi anak terpandai di sekolahnya. Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di-kost milik apoteker lokal yang berjulukan William Clarke. Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, cerita cintanya dengan menjadi semakin tidak menentu dan kesudahannya Storer menikahi orang lain. Banyak yang menegatakan bahwa dia, Newton, selalu mengenang cerita cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton mempunyai seorang kekasih dan bahkan pernah menikah.”
Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton mengenyam pendidikan di sekolah The King’s School yang terletak di Grantham (tanda tangannya masih terdapat di perpustakaan sekolah). Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan supaya dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan barunya[11]. Kepala sekolah King’s School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton kembali ke sekolah sehingga ia sanggup menamatkan pendidikannya. Newton sanggup menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.
Pada Juni 1661, Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge sebagai seorang sizar (mahasiswa yang berguru sambil bekerja).[12] Pada dikala itu, anutan universitas didasarkan pada anutan Aristoteles, namun Newton lebih menentukan untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju ibarat Descartes dan astronom ibarat Copernicus, Galileo, dan Kepler. Pada tahun 1665, ia menemukan teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang pada kesudahannya berkembang menjadi kalkulus. Segera sehabis Newton mendapatkan gelarnya pada Agustus 1665, Universitas Cambridge ditutup oleh lantaran adanya Wabah Besar. Walaupun dalam studinya di Cambridge biasa-biasa saja, studi privat yang dilakukannya di rumahnya di Woolsthorpe selama dua tahun mendorongnya mengembangkan teori kalkulus, optika, dan aturan gravitasi. Pada tahun 1667, ia kembali ke Cambridge sebagai pengajar di Trinity.[13]
Masa Dewasa
Kebanyakan hebat sejarah percaya bahwa Newton dan Leibniz mengembangkan kalkulus secara terpisah. Keduanya pula memakai notasi matematika yang berbeda pula. Menurut teman-teman bersahabat Newton, Newton telah menuntaskan karyanya bertahun-tahun sebelum Leibniz, namun tidak mempublikasikannya hingga dengan tahun 1693. Ia pula gres menjelaskannya secara penuh pada tahun 1704, manakala pada tahun 1684, Leibniz sudah mulai mempublikasikan klarifikasi penuh atas karyanya. Notasi dan “metode diferensial” Leibniz secara universal diadopsi di Daratan Eropa, sedangkan Kerajaan Britania gres mengadopsinya sehabis tahun 1820.
Dalam buku catatan Leibniz, sanggup ditemukan adanya gagasan-gagasan sistematis yang memperlihatkan bagaimana Leibniz mengembangkan kalkulusnya dari awal hingga akhir, manakala pada catatan Newton hanya sanggup ditemukan hasil kesudahannya saja. Newton mengklaim bahwa ia enggan mempublikasi kalkulusnya lantaran takut ditertawakan. Newton juga mempunyai kekerabatan bersahabat dengan matematikawan Swiss Nicolas Fatio de Duillier. Pada tahun 1691, Duillier merencanakan untuk mempersiapkan versi gres buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica Newton, namun tidak pernah menyelesaikannya. Pada tahun 1693 pula kekerabatan antara keduanya menjadi tidak sedekat sebelumnya. Pada dikala yang sama, Duillier saling bertukar surat dengan Leibniz.[14]
Pada tahun 1699, anggota-anggota Royal Society mulai menuduh Leibniz menggandakan karya Newton. Perselisihan ini memuncak pada tahun 1711. Royal Society kemudian dalam suatu kajian memutuskan bahwa Newtonlah penemu gotong royong dan mencap Leibniz sebagai penjiplak. Kajian ini kemudian diragukan lantaran setelahnya ditemukan bahwa Newton sendiri yang menulis kata final kesimpulan laporan kajian ini. Sejak itulah bermulainya perselisihan sengit antara Newton dengan Leibniz. Perselisihan ini berakhir sepeninggal Leibniz pada tahun 1716.[15]
Newton umumnya diakui sebagai penemu teorema binomial umum yang berlaku untuk semua eksponen. Ia juga menemukan identitas Newton, metode Newton, mengklasifikasikan kurva bidang kubik, memperlihatkan bantuan yang substansial pada teori beda hingga, dan merupakan yang pertama untuk memakai pangkat berpecahan serta menerapkan geometri koordinat untuk menurunkan penyelesaian persamaan Diophantus.
Ia dipilih untuk menduduki jabatan Lucasian Professor of Mathematics pada tahun 1669. Pada dikala itu, para pengajar Cambridge ataupun pengajar Oxford haruslah seorang pastor Anglikan yang telah ditahbiskan. Namun, jabatan profesor Lucasian mengharuskan pula pejabatnya tidak aktif dalam gereja. Oleh lantaran itu, Newton berargumen bahwa ia seharusnyalah dibebaskan dari keharusan penahbisan. Raja Charles II mendapatkan argumen ini dan memperlihatkan persetujuan, sehingga konflik antara pandangan keagamaan Newton dengan gereja Anglikan sanggup dihindari.[16]
Optika
Replika teleskop refleksi kedua Newton yang ia presentasikan ke Royal Society pada tahun 1672[17]
Dari tahun 1670 hingga dengan 1672, Newton mengajar bidang optika. Semasa periode ini, ia menginvestigasi refraksi cahaya, memperlihatkan bahwa beling prisma sanggup membagi-bagi cahaya putih menjadi banyak sekali spektrum warna, serta lensa dan prisma keduanya akan menggabungkan kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi cahaya putih.[18]
Dia juga memperlihatkan bahwa cahaya berwarna tidak mengubah sifat-sifatnya dengan memisahkan berkas berwarna dan menyorotkannya ke banyak sekali objek. Newton mencatat bahwa tidak peduli apakah berkas cahaya tersebut dipantulkan, dihamburkan atau ditransmisikan, warna berkas cahaya tidak berubah. Dengan demikian dia mengamati bahwa warna ialah interaksi objek dengan cahaya yang sudah berwarna, dan objek tidak membuat warna itu sendiri. Ini dikenal sebagai teori warna Newton[19]
Dari usahanya ini dia menyimpulkan bahwa lensa teleskop refraksi akan mengalami gangguan akhir dispersi cahaya menjadi banyak sekali warna (aberasi kromatik). Sebagai bukti konsep ini dia membangun teleskop memakai cermin sebagai objektif untuk mengakali duduk kasus tersebut. .[20] Pengerjaan rancangan ini, teleskop refleksi fungsional pertama yang dikenal, yang kini disebut sebagai teleskop Newton[20] melibatkan pemecahan duduk kasus bagaimana menemukan materi cermin yang cocok serta teknik pembentukannya. Newton menggosok cerminny sendiri dari komposisi khusus logam spekulum yang sangat reflektif, memakai cincin Newton untuk menilai mutu optika teleskopnya. Pada final 1668[[21] dia berhasil memproduksi teleskop pantul pertamanya. Pada tahun 1671 Royal Society meminta demonstrasi teleskop pantulnya.[22] Minat mereka mendorongnya untuk menerbitkan catatannya, On Colour (Tentang Warna), yang kemudian dikembangkannya menjadi Opticks.
Ketika Robert Hooke mengkritik beberapa gagasan Newton, dia begitu tersinggung sehingga dia menarik diri dari depan publik. Newton dan Hooke berkomunikasi singkat pada tahun 1679-1680, ketika Hooke, yang ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, menulis surat yang dimaksudkan untuk memperoleh sumbangan dari Newton untuk penerbitan Royal Society,[23], yang mendorong Newton untuk menuntaskan bukti bahwa orbit elips planet merupakan hasil dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari (lihat aturan gravitasi Newton) dan De motu corporum in gyrum). Namun kekerabatan kedua ilmuwan tersebut umumnya tetap jelek hingga dikala kematian Hooke.[24]
Newton berargumen bahwa cahaya terdiri dari partikel atau corpuscles, yang direfraksikan dengan percepatan ke dalam medium yang lebih rapat. Dia condong kepada teori gelombang ibarat bunyi untuk menerangkan tumpuan berulang pemantulan dan transmisi oleh film tipis (Opticks Bk.II, Props. 12), tapi masih mempertahankan teori ‘fits’ yang menentukan apakah corpuscles dipantulkan atau diteruskan. Para fisikawan kemudian lebih menyukai teori gelombang murni untuk cahaya untu menjelaskan tumpuan interferensi, dan fenomena umum difraksi. Mekanika kuantum, foton, dan dualisme gelombang-partikel sampaumur ini hanya mempunyai kemiripan sedikit saja dengan pemahaman Newton terhadap cahaya.
Dalam Hypothesis of Light yang terbit pada tahun 1675, Newton mendalilkan eksistensi eter untuk menghantarkan gaya antarpartikel. Kontak dengan Henry More, seorang teosofis, membangkitkan minatnya dalam alkimia. Dia mengganti eter dengan gaya mistik yang didasarkan pada gagasan hermetis perihal gaya tarik dan tolak antara partikel. John Maynard Keynes, yang memperoleh banyak goresan pena Newton perihal alkimia, menyatakan bahwa “Newton bukanlah orang pertama dari Abad Pencerahan (Age of Reason): dia ialah hebat sihir terakhir.”[25] Minat Newton dalam alkimia tidak sanggup dipisahkan dari sumbangannya terhadap ilmu pengetahuan; namun sepertinya dia memang meninggalkan penelitian alkimianya..[4] (Ini ialah ketika tidak ada perbedaan yang terang antara alkimia dan sains). Bila saja dia tidak mengandalkan gagasan mistik agresi pada suatu jarak, dalam ruang hampa, dia mungkin tidak akan mengembangkan teori gravitasinya. (Lihat pula studi ilmu mistik Isaac Newton).
Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks, yang menguraikan secara terperinci teori korpuskular perihal cahaya. Dia menganggap cahaya terbuat partikel-partikel (corpuscles) yang sangat halus, bahwa materi biasa terdiri dari partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi bahwa melalui sejenis transmutasi alkimia “mungkinkah benda bernafsu dan cahaya sanggup berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, … dan mungkinkah benda-benda mendapatkan aktivitasnya dari partikel cahaya yang memasuki komposisinya?” (“Are not gross Bodies and Light convertible into one another, …and may not Bodies receive much of their Activity from the Particles of Light which enter their Composition?” ( [26] Newton juga membangun bentuk primitif generator elektrostatik gesek, memakai bulatan gelas (Optics, 8th Query).
Di dalam artikel berjudul “Newton, prisms and the ‘opticks’ of tunable lasers[27] diindikasikan bahwa Newton dalam bukunya Opticks ialah yang pertama kali memperlihatkan diagram penggunaan prisma sebagai pengekspansi berkas cahaya. Dalam buku yang sama dia memerikan, lewat diagram, penggunaan susunan prisma berganda. Sekitar 278 tahun sehabis diskusi oleh Newton, pengekspansi prisma berganda menjadi pokok dari pengembangan laser tertalakan lebargaris sempit. Penggunaan prisma pengekspansi berkas ini berakibat terhadap pengembangan teori dispersi prisma berganda.[27]Mekanika dan gravitasi
Salinan buku Principia milik Newton sendiri, dengan koreksi goresan pena tangan untuk edisi kedua
Pada tahun 1679 Newton kembali mengerjakan mekanika benda langit, yaitu gravitasi dan efeknya terhadap orbit planet-planet, dengan Referensi terhadap aturan Kepler perihal gerak planet. Ini dirangsang oleh pertukaran surat singkat pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang telah ditunjuk untuk mengelola korespondensi Royal Society, dan membuka korespondensi yang dimaksudkan untuk meminta sumbangan dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal Society.[23] Bangkitnya kembali ketertarikan Newton terhadap astronomi mendapatkan rangsangan lebih lanjut dengan munculnya komet pada isu terkini hambar 1680-1681,yang dibahasnya dalam korespondensi dengan John Flamsteed.[28] Setelah diskusi dengan Hooke, Newton membuat bukti bahwa bentuk elips orbit planet akan berasal dari gaya sentripetal yang berbanding terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari. Newton mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond Halley dan ke Royal Society dalam De motu corporum in gyrum, sebuah risalah yang ditulis dalam 9 halaman yang disalin ke dalam buku register Royal Society pada Desember 1684[29] Risalah ini membentuk inti argumen yang kemudian akan dikembangkan dalam Principia.
Principia dipublikasikan pada 5 Juli 1687 dengan dukungan dan pemberian keuangan dari Edmond Halley. Dalam karyanya ini Newton menyatakan aturan gerak Newton yang memungkinkan banyak kemajuan dalam revolusi Industri yang kemudian terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih merupakan pondasi dari teknologi non-relativistik dunia modern. Dia memakai kata Latin gravitas (berat) untuk imbas yang kemudian dinamakan sebagai gravitasi, dan mendefinisikan aturan gravitasi universal.
Dalam karya yang sama, Newton mempresentasikan metode analisis geometri yang ibarat dengan kalkulus, dengan ‘nisbah pertama dan terakhir’, dan menentukan analisis untuk menentukan (berdasarkan aturan Boyle) laju bunyi di udara, menentukan kepepatan bentuk sferoid Bumi, memperhitungkan presesi ekuinoks akhir tarikan gravitasi bulan pada kepepatan Bumi, memulai studi gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan, memperlihatkan teori penentuan orbit komet, dan masih banyak lagi.
Newton memperjelas pandangan heliosentrisnya perihal tata surya, yang dikembangkan dalam bentuk lebih modern, lantaran pada pertengahan 1680-an dia sudah mengakui Matahari tidak sempurna berada di sentra gravitasi tata surya[30] Bagi Newton, titik sentra Matahari atau benda langit lainnya tidak sanggup dianggap diam, namun seharusnya “titik sentra gravitasi bersama Bumi, Matahari dan Planet-planetlah yang harus disebut sebagai Pusat Dunia”, dan sentra gravitasi ini “diam atau bergerak beraturan dalam garis lurus”. Newton mengadopsi pandangan alternatif “tidak bergerak” dengan memperhatikan pandangan umum bahwa pusatnya, di manapun itu, tidak bergerak.[31]
Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak yang tidak terlihat menyebabkan dirinya dikritik lantaran memperkenalkan “perantara gaib” ke dalam ilmu pengetahuan.[32] Dalam edisi kedua Principia (1713) Newton tegas menolak kritik tersebut dalam pecahan General Scholium di final buku. Dia menulis bahwa cukup menyimpulkan bahwa fenomena tersebut menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal tersebut tidak memperlihatkan sebabnya. Tidak perlu dan tidak layak merumuskan hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh fenomena itu. Di sini Newton memakai ungkapannya yang kemudian terkenal, Hypotheses non fingo.
Berkat Principia, Newton diakui dunia internasional[33] Dia mendapatkan lingkaran pengagum, termasuk matematikawan kelahiran Swiss Nicolas Fatio de Duillier, yang menjalin kekerabatan yang intens dengannya hingga 1693, dikala kekerabatan tersebut mendadak berakhir. Pada dikala bersamaan Newton menderita gangguan saraf.[34]Masa tua
Isaac Newton dalam usia senja, potret tahun 1712, oleh Sir James Thornhill
Lambang eksklusif Sir Isaac Newton[35]
Pada dasawarsa 1690-an, Newton menulis sejumlah risalah keagamaan yang membahas penafsiran harfiah Alkitab. Kepercayaan Henry More perihal Alam Semesta dan penolakan dualisme Cartesian mungkin telah mensugesti gagasan-gagasan keagamaan Newton. Naskah yang dia kirim ke John Locke yang berisi bantahan terhadap eksistensi Trinitas tidak pernah diterbitkan. Karya-karya akhirnya, The Chronology of Ancient Kingdoms Amended (1728) dan Observations Upon the Prophecies of Daniel and the Apocalypse of St. John (1733) diterbitkan sehabis kematiannya. Dia juga mencurahkan waktu cukup banyak untuk studi alkimia.
Newton ialah anggota Parlemen Inggris dari tahun 1689 hingga 1690, dan pada tahun 1701. Namun berdasarkan beberapa laporan komentarnya di tubuh legislatif hanyalah keluhan perihal aliran udara hambar dalam ruangan dan usul supaya jendela ditutup.[36]
Newton pindah ke London untuk menempati posisi pengawas Percetakan Uang Logam Kerajaan (Royal Mint) pada tahun 1696, posisi yang didapatkannya berkat dukungan Charles Montagu, Earl Pertama Halifax, yang pada dikala itu menjabat Chancellor of Exchequer. Dia bertanggung jawab atas pencetakan kembali uang logam Inggris, kiprah yang gotong royong tumpang tindih dengan Lord Lucas, Gubernur Menara London. Dia juga mendapatkan pekerjaan deputi pengawas cabang sementara Chester untuk Edmond Halley. Newton menjadi Empu Percetakan Uang Logam (Master of Mint) yang paling populer sehabis kematian Thomas Neale pada tahun 1699, posisi yang tetap dijabatnya hingga final hayatnya. Penunjukan ini gotong royong dimaksudkan sebagai pekerjaan ringan, namun Newton memperlakukannya sebagai kiprah serius, dan pensiun dari kewajibannya di Cambridge pada tahun 1701, dan menggerakkan kekuasaannya untuk mereformasi mata uang dan menghukum pemalsu dan pemotong uang logam.
Sebagai Empu Percetakan Uang Logam pada tahun 1717 Newton memindahkan standar Poundsterling ke standar perak dari standar emas, dengan menentukan kekerabatan bimetalik antara koin emas dan koin perak yang menguntungkan koin emas. Ini menyebabkan koin perak serling dilebur dan dikapalkan ke luar Britania. Newton diangkat sebagai Presiden Royal Society pada tahun 1703 dan menjadi rekan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis (Académie des Sciences). Pada kedudukannya di Royal Society, Newton menjadi bermusuhan dengan John Flamsteed, Astronom Kerajaan, dengan menerbitkan secara prematur karya Flamsteed, Historia Coelestis Britannica, yang telah dipakai oleh Newton dalam studinya.[37]
Pada April 1705 Ratu Anne mengangkat Newton sebagai Kesatria pada dikala kunjungan ke Trinity College, Cambridge. Pengangkatan ini kemungkinan didorong oleh perhitungan politik sehubungan dengan pemilihan Parlemen pada bulan Mei 1705, daripada pengukuhan karya-karya ilmiah Newton ataupun jasanya sebagai Empu Percetakan Uang Logam..[38] Newton ialah ilmuwan kedua yang diangkat sebagai kesatria, sehabis Francis Bacon.
Mendekati final hayatnya, Newton bertempat tinggal di Cranbury Park, bersahabat Winchester dengan kemenakan wanita dan suaminya, hingga wafatnya pada tahun 1727.[39] Newton wafat dalam tidurnya di London pada tanggal 31 Maret dan dikebumikan di Westminster Abbey. Kemenakannya Catherine Barton Conduitt,[40] bertindak sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan sosial di rumhnya di Jermyn Street di London. Dia ialah “pamannya yang sangat penyayang,”[41] berdasarkan surat Newton kepada Catherine Barton pada dikala kemenakannya itu sedang memulihkan diri dari penyakit cacar. Newton yang tetap melajang telah membagi-bagikan sebagian besar harta miliknya kepada sanak keluarganya pada tahun-tahun terakhirnya, dan wafat tanpa meninggalkan warisan.
Setelah kematiannya, tubuh Newton ditemukan mengandung sejumlah besar raksa, mungkin sebagai akhir studi alkimianya. Keracunan air raksa sanggup menjelaskan keeksentrikan Newton di final hayatnya.
sumber: wikipedia.org