Kisah Inspiratif Memakai Quipper School


Quipper School tidak hanya menyenangkan untuk dipakai dalam kegiatan berguru mengajar di sekolah, namun lebih dari itu. Salah satu guru di Makasar sudah mencicipi keuntungannya dalam kegiatan mengajar dan kesuksesan dalam karirnya.


Berikut ini salah satu kisah inspiratif dari guru pengguna Quipper School yaitu Ibu Permata Hati dari Sekolah Menengah kejuruan Darussalam Makasar yang mencicipi manfaat dan kesuksesan dikala memakai Quipper School dalam kegiatan berguru mengajar di sekolah. Quipper School memang meberikan manfaat tidak hanya bagi siswa namun bagi guru juga.


Ditulis oleh: Ibu Permata Hati dari Sekolah Menengah kejuruan Darussalam Makassar


Menjadi seorang guru bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi bukan pula suatu beban. Menurut saya, menjadi guru yaitu amanah, hobi, kawasan membuatkan dan Insya Allah berkahnya surga. Mengapa demikian? Menjadi seorang guru yaitu amanah ketika orang renta menitipkan anaknya di sekolah untuk dibina dan diberi pendidikan semoga kelak berguna. Menjadi guru yaitu hobi ketika kita sanggup membuatkan ilmu terhadap siswa dan terhadap rekan kerja sesama guru yang mengharuskan kita untuk terus berguru dan berguru semoga bisa menjadi guru kreatif yang selalu dirindukan dan dicintai siswa.


Mengajar siswa bukan sekadar bagaimana kemudian siswa bisa memperoleh nilai terbaik, tetapi bagaimana kemudian siswa tersebut bisa menata dirinya, bertanggung jawab, berdikari dan terlebih lagi berperilaku jujur.





Foto : Ibu Permata Hati bersama siswa-siswinya

Sebagai guru sejarah, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk mengubah rujukan pikir siswa bahwa berguru sejarah itu membosankan. Saya harus bisa kreatif memadukan antar model dan metode berguru sehingga output yang saya harapkan bisa tercapai. Memadukan antar model dan metode juga membutuhkan media berguru yang menarik dan tidak membosankan. Sehebat apapun seorang guru kalau tidak kreatif dalam mengajar maka suasana dan hasil berguru akan terasa hambar.


Mengenal Quipper School bukanlah sesuatu yang baru, alasannya sebelumnya saya telah mencoba beberapa media berguru yang lain. Saya selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Menurut saya tidak ada satupun media berguru yang tepat dan lebih baik dari media lainnya, begitupun dengan model dan metodenya.


Sekolah saya yang menjadi salah satu pilot project kurikulum 2013 di kala itu, harus memikirkan bahwa apa yang saya gunakan dalam proses berguru mengajar tidak tertinggal jauh di belakang. Saya mulai mengamati tampilan dan konten Quipper School, saya coba bandingkan dengan yang lain, dan ternyata saya menemukan satu keunikan Quipper School, yaitu saya bisa mengamati acara siswa saya, melihat dan mengenali mereka dari sisi tanggung jawab, sportifitas, dan kejujuran. Saya akan tahu berapa menit mereka mengerjakan soal, jadi saya tahu mereka membaca materinya atau tidak, jadi saya juga tahu pada bahan apa mereka kurang mengerti.


Sungguh fantastis, saya bisa mengamati mereka lewat derma Quipper School, dan saya konfirmasikan benar atau tidaknya hasil analisa saya pada mereka. Luar biasa, mereka secara impulsif menjawab dengan jujur.  Ketika saya menciptakan perundingan dengan siswa saya, memberikan model kiprah sperti apa yang mereka inginkan, balasan mereka hanya satu, yaitu Quipper School.


Ketika saya lupa megirim kiprah alasannya beberapa aktifitas, mereka secara impulsif juga akan menagih ketika saya bertemu dengan mereka. Mereka akan secara aktif menanyakan mengapa belum kirim kiprah Quipper School, atau bertanya kapan tugasnya akan dikirim. Saya makin tertarik memakai media berguru ini, alasannya ibarat kata pepatah ‘sekali mendayung, dua tiga pulau terlewati’, awalnya hanya mempermudah evaluasi secara kognitif, tapi ternyata saya juga bisa mendapat evaluasi afektif dan psikomotorik.


Hal lain yang menarik yaitu CS Quipper School yang selalu terbuka ketika saya bertanya atau ingin memberikan keluhan. Biasanya saya selalu dipandu oleh Pak Fajrie Nuary dalam memecahkan hambatan saya dalam memakai Quipper School. Bonus lain yaitu Quipper School mengenalkan saya pada guru-guru lain di seluruh Indonesia. Saya bisa membuatkan pada mereka perihal apa saja melalui diskusi untuk saling membuatkan pengalaman. Teman-teman saya kemudian mengenal saya sebagi guru Quipper, bahkan kalau di beberapa kesempatan lomba guru, pertemuan, seminar atau bimtek, mereka selalu mengikutkan Quipper di belakang saya dan menganggap saya jadi inspirator ketika bertemu dengan orang-orang baru.


Di simpulan semester kuliah saya pada pasca sarjana Universitas Negeri Makassar, saya harus menulis tesis. Sebagai ungkapan senang saya, niat untuk menulis perihal Quipper School kembali menggebu-gebu. Saya mengajukan 3 judul tesis dalam pra seminar proposal, saya mengajukan Quipper School sebagai tawaran pertama. Alhamdulillah judul tersebut hasilnya disetujui dan respon yang cukup cantik tidak hanya tiba dari para penguji saya tetapi juga dari audiens ketika saya seminar tawaran sampai seminar hasil. Alhamdulillah, sebagai pengguna Quipper School ketika itu, saya bisa menuntaskan dengan baik.


Saya sanggup menjelaskan Quipper School ibarat menjelaskan sesuatu yang tidak abnormal bagi saya alasannya memang kenyataannya ibarat itu. Hal yang paling menciptakan saya bersyukur dan tidak bisa melupakan Quipper School yaitu presentase nilai pada ujian seminar mencapai 95% dan saya bisa menuntaskan nilai simpulan dengan predikat cum laude atau dengan pujian. Bagai mimpi di siang hari, ujian tutup saya menghasilkan buah yang manis, pada hasilnya saya bisa meyakinkan para penguji saya bahwa Quipper School yaitu pilihan saya yang sangat  layak. Saya tidak akan pernah lupa bahwa Quipper School yaitu salah satu faktor keberhasilan saya.





Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel